Pertemuan Awal Di Tepi Danau

Friday, December 2, 2016


Pertemuan Awal Di Tepi Danau

Cerita cinta yang menyentuh hati ini dimulai dari sebuah danau. Suatu hari di tepi danau yang indah, seorang wanita sedang duduk sendiri. Dia sedang memainkan kuas dengan warna-warni cat diatas kanvas. Pelangi, itulah namanya. Dia sering berada di tepi danau melakukan kegiatan melukis sendiri. Setiap hari dia diantar oleh pengasuhnya ke tempat tersebut. Sesekali terkadang bersama neneknya dia pergi ke danau tersebut. Pelangi adalah seorang wanita cantik yang ditinggal oleh ayahnya yang harus bekerja di Jerman, ibunya meninggal saat dia masih kecil, dan kini dia tinggal bersama kakek, nenek, serta pengasuhnya. Pelangi menjalani home schooling di rumahnya. Tidak seperti wanita normal lainnya yang sering bergaul, Pelangi justru wanita yang pendiam dan tidak memiliki banyak teman.

Minggu pagi yang cerah saat Pelangi sedang libur dari home schooling-nya, dia pergi ke tepi danau tempat biasa dia melukis. Siapa sangka, setiap dia melukis di tepi danau itu ternyata ada seorang pria yang sering memperhatikannya dari kejauhan dan secara sembunyi-sembunyi. Pelangi tidak mengetahui kalau dia memiliki seorang penggemar rahasia yang selalu memperhatikannya dari kejauhan. Pria tersebut sangat terpesona dengan paras wajah Pelangi yang sangat menawan, tubuhnya yang sangat mungil, serta rambutnya yang sekali-sekali tertiup oleh angin sehingga membuat Pelangi semakin cantik. Namun sayangnya si pria tidak bernyali untuk menghampiri Pelangi, dia malu dan minder serta takut juga kalau dia tidak disambut baik oleh Pelangi.

Pada saat itu ketika Pelangi sedang asyik melukis, tiba-tiba hujan turun. Rintik-rintik hujan yang kecil di minggu pagi itu membuat Pelangi tidak berpindah dari tempatnya melukis, dia hanya membereskan peralatan lukisnya saja. Si pria tersebut heran melihat Pelangi yang tidak berteduh, sehingga dia memaksakan diri untuk menghampiri pelangi. “Hei, kenapa kamu tidak berteduh? Ayo kita berteduh!” ujar si pria tersebut. Pelangi tetap terdiam di tempatnya itu dengan mata terpejam dan senyumnya yang seakan menikmati hujan tersebut, dia berkata “tidak, kamu saja yang berteduh. Aku sangat menyukai hujan rintik-rintik seperti ini karena ini membuatku tenang” tanpa sadar pelangi menjawabnya dengan mata terpejam. Pria tersebut hanya diam saja memperhatikan pelangi yang sedang asyik menikmati hujan rintik-rintik, lalu Pelangi membuka matanya dan berkata lagi kepada pria tersebut “Kamu siapa? Kenapa mengajak berteduh, apa kamu mengenaliku?” (dengan nada yang heran). Si pria menjawabnya, “tadi aku duduk di balik pohon besar itu, lalu aku melihatmu sedang hujan-hujanan jadi aku ingin mengajakmu untuk berteduh” si pria merasakan hal yang berbeda, perasaan yang sangat meluap-luap yang tidak bisa di deskripsikan. Karena Pelangi semakin basah, si pria tersebut kembali mengajak Pelangi untuk berteduh. Namun Pelangi tetap tidak ingin pergi dari sana sambil memejamkan matanya dan menikmati rintik hujan, sampai akhirnya hujanpun berhenti dan pelangi membuka matanya. Dengan melihat ke atas langit, Pelangi semakin tersenyum melebar karena melihat ada pelangi yang menghias tepat di langit danau tersebut. “Oh iya, aku Pelangi, kamu siapa? Kok menungguku daritadi?” ujar Pelangi. “Aku Andre, oh jadi karena kamu menyukai pelangi makanya namamu menjadi Pelangi?” jawab si pria sambil tersenyum hangat. Akhirnya percakapan merekapun semakin jauh dan keduanya saling bertukar kontak HP.

Singkat cerita, Andre dan Pelangi semakin dekat dan dekat. Entah apa yang dirasakan Pelangi karena tidak biasanya dia dekat dengan seorang pria, biasanya dia hanya dekat dengan orang-orang terdekatnya saja. Andre-pun merasakan hal yang sama, dia merasakan hal yang berbeda ketika dekat dengan Pelangi. Setiap malam mereka berkomunikasi di lewat HP, semakin hari semakin hubungan mereka semakin dekat dan mereka sering bertemu juga. Satu hari akhirnya mereka berpacaran dan disinilah awal mula kisah cinta mereka. Saling menyayangi dan mencintai, itulah yang mereka rasakan dan lakukan satu sama lain. Sekarang yang mengantar Pelangi ke danau sudah bukan pengasuhnya lagi, melainkan kekasihnya sendiri yaitu Andre. Andre sudah mengetahui waktu kapan mengantar dan menjemput Pelangi. Seusai home schooling, Andre sudah stand by di teras rumah Pelangi dan bersiap untuk mengantar kekasih yang baru dia kenal dalam waktu dekat dan dia dicintainya itu.

Suatu hari Pelangi meminta Andre untuk tidak mengantar dan menjemputnya karena Pelangi terkujur sakit. Dalam waktu yang bersamaan pertengkaran juga menghampiri mereka, entah apa yang menyebabkan pertengkan tersebut. Mereka lost contact karena keduanya saling menjaga gengsi untuk menghubungi, namun rindu mereka semakin lama semakin meluap. Leukimia, itulah penyakit yang menimpa Pelangi. Andre tidak mengetahui bahwa kekasihnya itu memiliki penyakit ganas tersebut, dan penyakit leukimia Pelangi sudah sangat parah. Hingga pada suatu hari Andre tidak tahan menahan rindu dan akhirnya dia menghubungi Pelangi. Nama Andre tertulis di HP Pelangi berdering, namun sayang yang menjawabnya bukan Pelangi melainkan neneknya karena Pelangi sedang tidak sadar. Mendengar kabar dari neneknya, Andre tidak berfikir panjang dan langsung mengarahkan motornya menuju rumah sakit yang diberitahu oleh nenek Pelangi. Saat bertemu dengan nenek dan kakek pelangi, terlihat wajah sedih mereka (walaupun ditutupi dengan senyuman). Begitu Pelangi sadar, Andre langsung meminta izin untuk melihatnya kepada dokter, dan dokterpun mengizinkannya. “Kenapa kamu tidak mengatakan kalau kamu memiliki penyakit ini? Jujur, hari ini rinduku sudah mencapai puncaknya dan aku tidak bisa menahannya lagi” ujar Andre sambil menangis di depan Pelangi. “Kenapa kamu ada disini sayang? Aku takut kamu menjauhiku jika kuberitahu penyakitku ini padamu” jawab Pelangi dengan suaranya yang kecil karena masih sangat lemas. “Aku meneleponmu dan nenekmu yang menjawabnya, sehingga aku tahu kamu disini. Dengar, seberapa buruk penyakitmu, apapun yang terjadi kepadamu, aku tidak akan pernah menjauhimu apalagi meninggalkanmu. Aku sangat menyayangimu lebih dari apapun, dan aku akan selalu berada disampingmu sampai kapanpun. Maafkan aku yang menjaga gengsi kemarin karena akupun menunggu kabar darimu, sejujurnya aku sangat menyesal dengan kelakuanku kemarin”. Mendengar kalimat dari pacarnya, Pelangi tak kuasa menahan air matanya sehingga tetes air matapun jatuh di bantalnya. “Ternyata kamu merasakan hal yang sama denganku, aku sayang kamu Andre. Sekarang pulanglah, dan kembalilah besok karena sekarang sudah malam. Aku takut kamu kenapa-kenapa di jalan” Kata Pelangi sambil menangis dan memegang Andre dengan perasaan yang bahagia. Andre-pun pamit dan segera pulang kerumahnya dengan perasaan yang ingin cepat-cepat esok hari.

Pagipun tiba, Andre terburu-buru pergi ke rumah sakit untuk menemui kekasinya lagi. Sesampainya di rumah sakit, keadaan disana sangat genting. Kakek dan nenek menangis, dokter dan suster sedang berusaha menyadarkan Pelangi. Namun takdir berkata lain, di pagi itu Pelangi menghembuskan nafas terakhirnya. Andre tak kuasa menahan kepedihannya yang sangat dalam, mengapa wanita yang baru saja dia cintai begitu cepat di panggil tuhan. Selepas kepergian kekasihnya, Andre sesekali pergi ke tepi danau menunggu hujan dan menikmatinya, dengan penuh harapan ada pelangi untuk mengenang kisah cintanya.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment