Cinta Bertepuk Sebelah Kanan

Friday, December 2, 2016


Cinta Bertepuk Sebelah Kanan

Saat itu, Agung pertama kali masuk ke SD (Sekolah Dasar). Agung belum mengenal yang namanya cinta karena umurnya yang mungkin masih kecil. Kemudian setelah Agung menginjak kelas 4 SD, ada seorang siswi pindahan dari sekolah lain yang kini masuk ke sekolah Agung. Dia sangat cantik, lucu, dan prilakunya juga baik. Saat itu Agung hanya menyukai wanita tersebut sebagai teman karena kebaikkannya. Sinta, dialah wanita yang Agung sukai saat duduk di bangku kelas 4. Setiap hari Agung dan Sinta bersama dengan kawan-kawan lainnya belajar dan bermain bersama-sama sampai dengan kelas 6 SD.

Seiring waktu berjalan, Agung dan Sinta menginjak SMP (Sekolah Menengah Pertama) di sekolah yang berbeda. Agung sama sekali tidak merasa kehilangan pada awalnya, namun entah kenapa lama-kelamaan Agung merasakan rindu kepada wanita yang pertama kali dia sukai itu. Meskipun berbeda sekolah, ternyata Sinta tinggal tidak terlalu jauh dari rumah Agung. Namun sayangnya Agung tetap saja tidak pernah berjumpa dengan Sinta karena kini mereka sudah berbeda sekolah.

Menginjak kelas 3 SMP, Agung memiliki HandPhone yang bisa digunakan untuk berkomunikasi di jejaring sosial. Dia merasa sangat ingin mengetahui kabar dari Sinta. Setelah lama mencari-cari, akhirnya Agung menemukan akun Sinta lewat salah satu jejaring sosial. Agung mengirim pesan pribadi kepada Sinta yang isinya hanya menanyakan kabar. Satu hari, dua hari, dan hari ketiga akhirnya Sinta membalas pesan Agung. Entah perasaan apa yang Agung rasakan, dia begitu bahagia mendapatkan pesan dari Sinta. Waktu itu sangat berharga bagi Agung karena telah melihat foto Sinta yang sekarang telihat lebih dewasa dan lebih menawan. Dari situlah Agung sadar bahwa Agung memang sangat mencintai Sinta pada pandangan pertama. Agung yang sekarang duduk di kelas 3 SMP belum pernah merasakan hal tersebut sebelumnya. Dia belum pernah berpacaran dengan wanita manapun.

Di sisi lain, Sinta yang juga sedang duduk di kelas 3 SMP itu sedang dekat dengan seorang pria. Agung selalu memantau dan memperhatikan status dan update dari wanita yang dia cintainya itu setiap saat. Hingga akhirnya Agung melihat Sinta berstatus berpacaran dengan pria lain, Agung merasa sangat sedih dan kecewa. Dia tidak pernah berani mengajak Sinta bertemu, dia hanya berani berkomunikasi lewat jejaring sosial. Hingga suatu hari Agung memberanikan diri bertanya kepada Sinta tentang pacarnya itu. Kagetnya Agung bercampur aduk dengan rasa senang karena ternyata pria yang ada di status pacar Sinta hanyalah akun palsu yang dibuat Sinta sendiri untuk menghindari salah satu pria yang sering mendekati Sinta di sekolahnya. Akhirnya Agung dan Sinta kembali berkomunikasi setiap malam di jejaring sosial tersebut.

Singkat cerita akhirnya mereka akan segera memasuki SMA (Sekolah Menengah Atas). Sebelum memasuki SMA, Agung dan Sinta sudah merencanakan untuk masuk ke SMA yang sama. Agung sangat merasa senang karena rencananya itu berhasil, Sinta akan masuk ke sekolah SMA yang sama dengannya. Di hari pertama masuk sekolah, Agung sangat gugup dan jantungnya berdetak sangat kencang karena akan kembali bertemu dengan wanita yang dia sukai setelah 3 tahun tidak berjumpa. Detak jantungnya semakin kencang dan perasaannya campur aduk ketika dia bertemu dengan Sinta kembali. Semakin cantik, semakin dewasa, dan sifat baiknya tetap melekat di diri Sinta, itulah yang Agung rasakan saat kembali berjumpa dengan Sinta.

Satu minggu di sekolah yang sama dan kelas yang berbeda, Agung dan Sinta tetap dekat dalam berkomunikasi baik secara langsung ataupun di jejaring sosial. Kini Agung sudah memiliki kontak Sinta sehingga kedekatannya dengan Sinta semakin dekat sekali. Hingga pada akhirnya Agung memberanikan diri untuk bertemu diluar sekolah. Saat itu Agung mengajak Sinta untuk makan bersama, Sinta-pun menerima ajakannya. Mereka bertemu di sebuah restoran yang tidak terlalu mewah tetapi memiliki nuansa alam dan juga romantis. Dari situ Agung berniat untuk menyatakan cinta terhadap Sinta. Saat bertemu, mereka makan bersama sambil berbincang-bincang. Usai berbincang-bincang, Agung langsung menyatakan cinta terhadap Sinta “Sinta, dari awal kita bertemu saat kelas 4 SD, aku sudah merasakan hal yang berbeda. Aku menyukaimu saat itu, aku belum paham betul arti cinta. Menginjak SMP, aku merasa kehilangan kamu. Dan sekarang kita sudah cukup dewasa dan memahami cinta. Aku sadar bahwa selama ini aku sangat mencintaimu Sinta, maukah kamu menjadi pacarku?”. Begitu romantis Agung menembak Sinta dengan diiringi lagu yang klasik, nuansa alam dengan lampu yang sedikit redup, serta cara Agung menembak dengan menggenggam tangan Sinta. Saat itu Agung tidak bisa merasakan apapun selain ketakutan di tolak oleh cinta pertamanya itu. Dan akhirnya Sinta menjawabnya “Agung, aku tidak menyangka jika kamu memiliki perasaan tersebut. Tetapi aku mendekatimu selama ini bukan karena aku mencintaimu, aku hanya ingin kamu menjadi teman dekatku saja. Lagi pula ayah dan ibuku sudah menjodohkanku dari sejak aku kecil dengan salah satu teman ayahku. Maafkan aku karena mungkin memberikan sebuah harapan kepadamu, tetapi aku tidak berniat menyakitimu Agung”. Mendengar jawaban Sinta, air mata Agung tidak terasa berlinang di depan umum. Sinta yang saat itu sedang dipegang tangannya langsung melepaskan tangan Agung dan dia pergi karena malu oleh semua orang. Rasa malu, sedih, kecewa, dan pupus, semua bercampur aduk di dalam diri Agung. Malam itu Agung pulang berjalan kaki pula karena motor yang dia bawa mendadak mogok juga. Agung tidak memperdulikan hal lain, hingga akhirnya dia meninggalkan motornya itu dan pulang dengan berjalan kaki. Langkah yang gontai serta air mata yang terus berlinang menemani perjalanan pulang Agung. Semenjak kejadian itu, Agung langsung meminta pindah sekolah kepada orang tuanya. Selain itu juga Agung menghapus kontak serta pertemanan di jejaring sosial bersama Sinta. Agung mencoba melupakan cinta pertamanya itu. Namun meskipun waktu yang telah bertahun-tahun dan kini Agung sudah berumur 22 tahun, tetap saja dia belum bisa melupakan cinta pertamanya itu. Beberapa wanita dia coba dekati, namun hatinya tidak bisa berpindah dan tetap mencintai Sinta. Agung merasa yakin bahwa Sinta juga mencintainya. Dia yakin bahwa Sinta hanya malu dan takut kepada orang tuanya untuk menolak perjodohan itu. Sampai saat ini Agung hanya bisa berharap ada keajaiban agar Sinta membuka hatinya serta bisa menolak perjodohan tersebut.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment